Kematian
Kematian Pasti Akan Datang
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ
وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ
مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ
يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,
dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari
sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
"Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah:
"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (An-Nisa’
[4]: 78)
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُو
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Al
Jumu’ah [62]: 8)
Pejuang yang Belum Pernah Tertangkap Penjajah
Di
antara pejuang Indonesia yang belum pernah tertangkap oleh Belanda adalah
Jenderal Soedirman. beberapa kali para petinggi penjajah Belanda, Inggris dan
juga PKI mengeluarkan keputusan dan mengerahkan pasukan untuk menangkap
Jenderal Sudirman hingga terkepung, mereka tidak juga bisa menangkap Jenderal
Sudirman.
Dengan
fenomena tersebut, orang-orang yang memanggul Jenderal Sudirman, seperti
Suparjo Rustam, Tjokro Pranolo sampai kaget dan terheran-heran. Sebab, pada
saat itu Jenderal Sudirman sedang dalam kondisi sakit.
Bahkan
sampai herannya, Suparjo Roestam dan yang lainnya yang memanggul Jenderal
Sudirman ini bertanya, "Sebenarnya jimat apa yang dipakai Mas Kyai ini
sehingga selalu lolos dan tidak bisa ditangkap oleh Belanda dan PKI?"
Lalu
dengan senyum kecil, Jenderal Sudirman menjawab, iya, saya memang pakai jimat,”
ujarnya.
“Dan
jimat saya yang pertama adalah, SAYA SELALU DALAM KONDISI (Menjaga)
WUDHU".
Jadi
yang pertama Jenderal Sudirman itu selalu bersuci saat peperangan maupun di luar
peperangan. Makanya, kalau kita menyusuri jejak perjuangan dan pemberhentian
pasukan Jenderal Sudirman, di situ kita akan mendapati adanya sebuah PADASAN
(semacam gentong atau tempat air yang terbuat dari tanah liat –red), dan
padasan itu fungsinya adalah untuk berwudhu Jenderal Sudirman,” jelas KH Jazir.
“Kemudian
yang kedua, jimatku adalah SELALU SHALAT DI AWAL WAKTU".
"Jadi
dalam kondisi apapun, meskipun sedang pecah perang, Jenderal Sudirman tidak
pernah meninggalkan sholat wajib diawal waktu,” imbuhnya.
Dan yang
ketiga, jimatku adalah "AKU SELALU MEMIKIRANKAN dan MENGUTAMAKAN
RAKYAT".
"Bahkan
jika Jenderal Sudirman membawa perbekalan makanan disaat perang, lalu singgah
di suatu tempat, maka para pasukannya itu disuruh memberikan makanan itu kepada
warga terlebih dahulu,” ucapnya.
Itulah
'jimat' Panglima Besar Jendral Sudirman. Tokoh yg tawadhu' (rendah hati), gigih
& pantang menyerah dalam menjaga NKRI.
Liqo’ 18 Desember 2016
- Ustadz Wiranto
- www.youngislamicleaders.org
- Ustadz Wiranto
- www.youngislamicleaders.org