Lima Tikungan Kehidupan

Menjadi baik itu perlu habituasi (pembiasaan), demikian pula menjadi tidak baik juga karena pembiasaan. Tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi baik atau tiba-tiba menjadi buruk. Semua melalui proses. Seperti seorang mahasiswa yang tidak mungkin tiba-tiba lulus tanpa melalui skripsi. Tidak mungkin seseorang tiba-tiba menyebar undangan nikah tanpa ada calon pasangannya.
Seseorang yang sekarang bisa istiqomah dalam kebaikan, rajin mengikuti ta’lim belum tentu terjamin bisa sampai akhir hayat seperti itu. Perlu adanya usaha dan keistiqomahan supaya tetap dijaga Allah hingga akhir hayat.
وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ
Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu.” (QS. Al Baqarah[2]: 40)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS. Al Baqarah[2]: 152)
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ
Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” (QS. Muhammad[47]: 7)
هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ (٣٢) مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ (٣٣)
Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya), (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS. Qaaf[50]: 32-33)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi nasehat pada Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-,
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi no. 2516 dan Ahmad 1/303. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ada 5 tikungan kehidupan yang perlu kita waspadai supaya kita tetap bisa istiqomah dalam kebaikan.

1.    Saat Lulus Kuliah

Umumnya orang tua menyekolahkan anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi, supaya kelak memperoleh pekerjaan dengan gaji yang tinggi (orientasi materalistis). Beruntung bagi mereka yang orang tuanya paham agama, tidak menuntut banyak terhadap anak, yang penting anaknya istiqomah dalam kebaikan.
Ketika memilih pekerjaan nanti, pilihlah pekerjaan yang tidak menganggu aktivitas ibadahmu. Jangan sampai dengan bekerja justru membuat penurunan banyak dalam hal ibadah atau bahkan semakin jauh dari agama. Percayalah rezeki kita sudah dijamin oleh Allah.
{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ } [هود: 6]
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” (QS. Huud[11]: 6)
{وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا الله يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [العنكبوت: 60]
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.  Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut[29]: 60).
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْساْ لَنْ تَمُوَت حَتىَّ تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا، فَاتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرَمَ). رواه ابن ماجة
Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rizqinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi. Tempuhlah jalan-jalan mencari rizki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah 1756, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

2.    Saat Bekerja

Ketika bekerja, pandai-pandai menjaga diri dalam bergaul dengan rekan kerja. Karena rekan kerja bercampur, tidak hanya lelaki saja maupun putri saja. Tak jarang kasus perselingkuhan terjadi dengan sesama rekan kerja karena seringnya intensitas bertemu.

3.    Saat Menikah

Ketika menikah pilihlah pasangan paham agama dan baik akhlaknya. Jangan sampai dengan menikah justru membuat jauh dari agama. Kecenderungan lelaki terhadap wanita, sedangkan wanita terhadap harta. Wanita yang shalihah akan ridha terhadap pemberian suaminya dan akan berusaha mencukupkannya.
Jangan mencoba-coba dalam memilih pasangan, karena itu akan menjadi pasangan hidupmu dalam waktu lama. Misalnya memilih pasangan yang belum berkerudung, kemudian bertekad untuk membuatnya berkerudung setelah menikah. Padahal berkerudung itu panggilan hati. Ya kalau si wanita mau berkerudung setelah menikah, kalau tidak apa ya berkeluarga hanya mengurusi persoalan berkerudung saja. Pilihlah pasangan yang bisa saling mendukung untuk meningkatkan kualitas ibadah.
Untuk mendapat pasangan yang baik, dimulai dengan memperbaiki kualitas diri sendiri
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيم
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) (QS. An Nur[24]: 26)

4.    Saat Pindah Tempat Domisili

Ketika pindah rumah atau pindah domisili, pilihlah lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik memudahkan kita untuk istiqomah dalam kebaikan. Begitu pula sebaliknya, lingkungan yang tidak baik lambat laun bisa menarik kita untuk terjerumus mengikutinya.

5.    Saat Menjadi Pejabat Publik

Ketika menjadi pejabat publik, seolah pintu maksiat itu terbuka lebar. Misalnya dengan taken tanda tangan suatu proposal, kita akan mendapatkan bagian sekian juta. Ingat: sesuatu yang haram, diperoleh secara haram, maka keluarnya akan ke hal yang haram pula.
Ketika anda memperoleh uang dari hasil suap, maka uang tersebut pembelanjaannya akan ke hal-hal maksiat seperti berselingkuh, zina, dll.

Liqo’ 1 April 2017
- Ustadz Wiranto

-
https://muslim.or.id/8470-prinsip-seorang-muslim-kala-mengais-rizki-dan-ingin-sembuh-dari-penyakit.html
- https://muslim.or.id/21393-rezeki-sudah-dijamin-sedangkan-nasib-di-akhirat-belum-ada-jaminan.html
- https://rumaysho.com/846-masa-mudamu-mempengaruhi-masa-tuamu.html

Postingan populer dari blog ini

Hadits Qudsi Tentang Surat Al-Fatihah

Balasan Kebaikan

Kewajiban Haji