Tanda bagi Orang yang Berakal
Tanda bagi Orang yang Berakal
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal (Ali Imran [3]: 190),
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Ishaq At-Tusturi, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Hammani, telah menceritakan kepada kami Ya'qub Al-Qumi dari Ja'far ibnu Abul Mugirah, dari Said ibnu Jubair dari Ibnu Abbas' yang menceritakan bahwa orang-orang Quraisy datang kepada orang-orang Yahudi, lalu berkata, "Mukjizat apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab, "Tongkat dan tangannya yang tampak putih bagi orang-orang yang memandang." Mereka datang kepada orang-orang Nasrani, lalu bertanya, "Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?" Orang-orang Nasrani menjawab, "Dia dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang-orang yang mati." Mereka datang kepada Nabi Saw. dan berkata, "Berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan bagi kami Bukit Safa ini menjadi emas." Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Ali Imran: 190) [Tafsir Ibnu Katsir]
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Ali Imran [3]: 191).
Seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain dengan
melalui Imran ibnu Husain, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ
تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبِكَ»
Salatlah sambil berdiri. Jika kamu tidak mampu
berdiri, maka salatlah sambil duduk; dan jika kamu tidak mampu sambil duduk,
maka salatlah dengan berbaring pada lambungmu.
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ
أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya
barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau
hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun (Ali Imran [3]: 192).
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي
لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ
عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Ya Tuhan
kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):
"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan
kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak
berbakti (Ali Imran
[3]: 193).
رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَىٰ
رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Ya Tuhan
kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji" (Ali Imran [3]: 194)..
Keajaiban Adzan
Adzan tidak pernah berhentin berkumandang. Ketika
adzan subuh di kumandangkan di tempat kita, di belahan bumi lain siap
berkumandang adzan dzuhur. Kemudian di belahan bumi lainnya lagi siap
berkumandang adzan ashar. Hal tersebut bisa terjadi, karena adanya perbedaan
waktu antara wilayah di belahan bumi yang satu dengan wilayah di belahan bumi
yang lainnya. Seiring bergantinya siang dan malam, adzan terus berkumandang di
bumi ini.
Memilih Sahabat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ
بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya (Ali Imran [3]: 118).
Kita
boleh berteman dengan non muslim, tetapi untuk dijadikan sebagai sahabat atau
teman setia harus dari kalangan sendiri (seagama). Sahabat yang baik adalah dia
yang tidak hanya ada ketika dirimu sukses, tetapi dia yang tetap ada ketika
dirimu terjatuh.
Salah satu sahabat dekat nabi adalah Abu Bakar. Beliau
selalu mendukung penuh rasulullah dan selalu membenarkan apa yang disampaikan rasulullah.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa setelah
peristiwa Isra’ Mi’raj,
orang-orang musyrikin datang menemui Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu
‘anhu. Mereka mengatakan : “Lihatlah apa yang telah diucapkan
temanmu (yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam)!” Abu Bakar berkata : “Apa yang beliau ucapkan?”.
Orang-orang musyrik berkata : “Dia menyangka bahwasanya dia telah pergi ke
Baitul Maqdis dan kemudian dinaikkan ke langit, dan peristiwa tersebut hanya
berlangsung satu malam”. Abu Bakar berkata : “Jika memang beliau yang
mengucapkan, maka sungguh berita tersebut benar sesuai yang beliau ucapkan
karena sesungguhnya beliau adalah orang yang jujur”. Orang-orang musyrik
kembali bertanya: “Mengapa demikian?”. Abu Bakar menjawab: “Aku membenarkan
seandainya berita tersebut lebih dari yang kalian kabarkan. Aku membenarkan berita
langit yang turun kepada beliau, bagaimana mungkin aku tidak membenarkan beliau
tentang perjalanan ke Baitul Maqdis ini?” (Hadits diriwayakan oleh Imam Hakim
dalam Al Mustadrak 4407 dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha)
Liqo’ 27 November 2016
- Ustadz. Wiranto
- Tafsir Ibnu Katsir
- http://muslim.or.id/9377-kisah-isra-miraj.html
- Ustadz. Wiranto
- Tafsir Ibnu Katsir
- http://muslim.or.id/9377-kisah-isra-miraj.html